Di satu masa aku melakukan perjalanan bersama dengan kekasih
Merangkai hari yang penuh cinta dengan sepenuh hati membangun harapan di masa yang akan datang dengan langkah pasti dan hampir sempurna
Lewatkan berbagai kisah hidup, mendewasakan diri bersama, mengartikan luka dan suka bersama, menumpahkan kesengsaraan, pengkhianatan dan kesetiaan dalam rangkaian pemaknaan panjang yang pada akhirnya membuat kita memahami satu sama lain
Tak ada yang lain, kecuali emosi sesaat yang pernah membawakan luka
Pernah sewaktu itu kita mengandaikan mati bersama
Pernah juga mengandaikan kita menjadi kekasih gelap bagi satu sama lain
Atau sewaktu kita mengemukakan semua ide gila tentang hidup
Seekstrim mungkin hanya untuk dijadikan gurauan manja yang indah
Dan tidak ada yang pernah mampu memahami,
hanya bahasa kita yang mampu menyentuhnya sebagai keindahan
Tak ada yang lain, tak ada kedewasaan, tak ada pula kekanakan hanya itulah bahasa kita
Tahun berlalu .. pertanyaan besar adalah mengapa diantara nyaman dan tidaknya hanya kekasih yang mampu memfokuskan pandangan .. tak bisa terwarnai oleh keindahan yang lain.
Dunia yang bergerak dalam wujud waktu bergelak tak mengelak… tumbuhkan sayap yang terus dan terus hidup di kalbu sang pencinta menjadi biasa dan menyetubuhi jiwa dan raga menjadi biasa.
Tahun berganti tak mampu berujar dalam rangkai puisi … hanya terbiasa… membentuk ribuan panca indera yang tergabung dalam setiap inci saraf dalam tubuh menjadi jati diri yang setiap bagiannya tak bisa tergantikan oleh yang lainnya hanya kekasih. Tak lagi harus mengeluarkan energi pada otak untuk memerintahkan anggota tubuh, Karena kekasih membuatnya biasa tak binasa
Membutakan … menjadi candu … tapi juga madu… memabukkan tapi juga menyadarkan…
Menjadi sebuah paradigma yang tak terpahami dan tak bisa di simpulkan dalam ranah logika yang lainnya hanya rasa…. Tapi memang tak lagi dibutuhkan kesempurnaan dari yang lain
Merangkai hari yang penuh cinta dengan sepenuh hati membangun harapan di masa yang akan datang dengan langkah pasti dan hampir sempurna
Lewatkan berbagai kisah hidup, mendewasakan diri bersama, mengartikan luka dan suka bersama, menumpahkan kesengsaraan, pengkhianatan dan kesetiaan dalam rangkaian pemaknaan panjang yang pada akhirnya membuat kita memahami satu sama lain
Tak ada yang lain, kecuali emosi sesaat yang pernah membawakan luka
Pernah sewaktu itu kita mengandaikan mati bersama
Pernah juga mengandaikan kita menjadi kekasih gelap bagi satu sama lain
Atau sewaktu kita mengemukakan semua ide gila tentang hidup
Seekstrim mungkin hanya untuk dijadikan gurauan manja yang indah
Dan tidak ada yang pernah mampu memahami,
hanya bahasa kita yang mampu menyentuhnya sebagai keindahan
Tak ada yang lain, tak ada kedewasaan, tak ada pula kekanakan hanya itulah bahasa kita
Tahun berlalu .. pertanyaan besar adalah mengapa diantara nyaman dan tidaknya hanya kekasih yang mampu memfokuskan pandangan .. tak bisa terwarnai oleh keindahan yang lain.
Dunia yang bergerak dalam wujud waktu bergelak tak mengelak… tumbuhkan sayap yang terus dan terus hidup di kalbu sang pencinta menjadi biasa dan menyetubuhi jiwa dan raga menjadi biasa.
Tahun berganti tak mampu berujar dalam rangkai puisi … hanya terbiasa… membentuk ribuan panca indera yang tergabung dalam setiap inci saraf dalam tubuh menjadi jati diri yang setiap bagiannya tak bisa tergantikan oleh yang lainnya hanya kekasih. Tak lagi harus mengeluarkan energi pada otak untuk memerintahkan anggota tubuh, Karena kekasih membuatnya biasa tak binasa
Membutakan … menjadi candu … tapi juga madu… memabukkan tapi juga menyadarkan…
Menjadi sebuah paradigma yang tak terpahami dan tak bisa di simpulkan dalam ranah logika yang lainnya hanya rasa…. Tapi memang tak lagi dibutuhkan kesempurnaan dari yang lain
Terhenyak terhempas oleh skenario waktu, oleh kejamnya buah pemikiran yang menjadi dilemma
Entah memang karena ada tangan usil yang sengaja membangunkan dunia kita
Meski bagi mereka itu adalah realitas, adalah kedewasaan…. Namun bagi kita adalah pengkhianatan terhadap kebahagiaan yang sudah terkumpul menjadi energi positif dan menjadi benih cinta
Dari sanalah kita menghabiskan waktu untuk bernafas
Dari situlah kita menyiapkan tangis menjadi amukan kemarahan yang menyisakan peluk hangat kekasih.
Adakah memang kesalahan diantara ruang yang telah tertumbuhkan dari pondasi pembelajaran, luka, duka, bahagia…, muram, jenuh, pengkhianatan, kesetiaan, tawa, tangis yang telah kita rapihkan dengan kepayahan. Tidak….. mungkin hampir tak ada!!!
Ada… mungkin memang ada, semua salah, kita telah terseret dalam kebahagiaan yang menyalahgunakan, yang tersalah gunakan….
Ataukah hidup memang kejam??
Kekasih aku memang tak pernah tau dunia yang lainnya seperti engkau pun begitu.
Tanpa kekasih hidup tak lagi berarah
Tanpa kekasih tak bisa mengambil langkah
Seperti kehilangan satu fungsi tubuh
Ketika sudah terbiasa dengan kemudahan bercengkrama dengan efisiensi, efektivitas
Seperti ketika takbisa lagi berjalan dengan kaki yang sempurna
Atau ketika hanya sekedar tak bisa lagi melihat karena mata menjadi buta
Maka aku tak kan pernah mati terluka
Maka aku tak kan pernah mati menderita
Karena aku memang tidak ada kesalahan atas langkah
Karena aku sedang terus belajar
Karena aku memang belum pernah tau
Karena biasa menjadi binasa
Namun yakin akan tergantikan
Dan aku tak kan pernah mati menderita
Ketika semua telah berubah menjadi kesendirian kekasih
Jangan pernah terluka atas keputusasaan ketidak bersamaan
Jangan pernah menyesal atas keputusan yang merangkum keterpurukkan
Tak kan pernah ada yang mati karena menghirup udara dengan cinta.
Entah memang karena ada tangan usil yang sengaja membangunkan dunia kita
Meski bagi mereka itu adalah realitas, adalah kedewasaan…. Namun bagi kita adalah pengkhianatan terhadap kebahagiaan yang sudah terkumpul menjadi energi positif dan menjadi benih cinta
Dari sanalah kita menghabiskan waktu untuk bernafas
Dari situlah kita menyiapkan tangis menjadi amukan kemarahan yang menyisakan peluk hangat kekasih.
Adakah memang kesalahan diantara ruang yang telah tertumbuhkan dari pondasi pembelajaran, luka, duka, bahagia…, muram, jenuh, pengkhianatan, kesetiaan, tawa, tangis yang telah kita rapihkan dengan kepayahan. Tidak….. mungkin hampir tak ada!!!
Ada… mungkin memang ada, semua salah, kita telah terseret dalam kebahagiaan yang menyalahgunakan, yang tersalah gunakan….
Ataukah hidup memang kejam??
Kekasih aku memang tak pernah tau dunia yang lainnya seperti engkau pun begitu.
Tanpa kekasih hidup tak lagi berarah
Tanpa kekasih tak bisa mengambil langkah
Seperti kehilangan satu fungsi tubuh
Ketika sudah terbiasa dengan kemudahan bercengkrama dengan efisiensi, efektivitas
Seperti ketika takbisa lagi berjalan dengan kaki yang sempurna
Atau ketika hanya sekedar tak bisa lagi melihat karena mata menjadi buta
Maka aku tak kan pernah mati terluka
Maka aku tak kan pernah mati menderita
Karena aku memang tidak ada kesalahan atas langkah
Karena aku sedang terus belajar
Karena aku memang belum pernah tau
Karena biasa menjadi binasa
Namun yakin akan tergantikan
Dan aku tak kan pernah mati menderita
Ketika semua telah berubah menjadi kesendirian kekasih
Jangan pernah terluka atas keputusasaan ketidak bersamaan
Jangan pernah menyesal atas keputusan yang merangkum keterpurukkan
Tak kan pernah ada yang mati karena menghirup udara dengan cinta.